Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

9 Alasan Anies-Khofifah Layak Berpasangan di Pilpres

OLEH: MOCH EKSAN*

Kamis, 08 Juni 2023, 15:47 WIB
9 Alasan Anies-Khofifah Layak Berpasangan di Pilpres
Anies Baswedan dan Khofifah/Net
DI inner circle tiga calon presiden dan koalisi partai pengusungnya, nama Khofifah Indar Parawansa semula termasuk salah satu nominator penting dari sejumlah nama yang digadang-gadang.

Namun belakangan nama Khofifah kian hari terdengar sayup-sayup. Di lingkaran Ganjar Pranowo, namanya justru tidak masuk yang dinominasikan oleh Puan Maharani.

Sedangkan, di lingkaran Prabowo Subianto nama Khofifah juga kalah keras dari yang menyuarakan Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.

Malahan, nama Khofifah yang masih kuat di lingkaran Anies. Banyak yang menginginkan Anies berpasangan dengan Khofifah. Dalam beberapa hal, pasangan Anies-Khofifah memiliki kecocokan daripada ketidakcocokan. Sekurang-kurangnya, ada 9 alasan memasangkan Anies-Khofifah.

Pertama, Anies dan Khofifah lahir di hari dan bulan yang sama. Yang beda tahunnya saja. Anies lebih muda 4 tahun daripada Khofifah. Anies lahir pada Rabu, 7 Mei 1969. Dan Khofifah lahir pada Rabu, 19 Mei 1965.

Dalam hitungan Primbon Jawa, weton Rabu Kliwon dan Rabu Legi bila berpasangan dinilai baik. Bahkan, pasangan ini murah rezeki, cukup sandang pangan, dan bahagia. Tingkat keberhasilan pasangan ini 72 persen. Sementara tingkat kegagalannya hanya 28 persen.

Zodiak Anies dan Khofifah sama-sama Taurus yang berlambang kepala banteng. Sosok pribadi yang cerdas, pekerja keras dan punya kemauan keras. Keduanya punya sifat lemah lembut, sopan, santun, pandai bergaul serta bisa saling mengisi dan melengkapi.

Dalam ilmu perbintangan, Anies dan Khofifah merupakan banteng sejati tanpa berada dalam kandang partai banteng. Mereka adalah petarung tidak pernah kenal kata menyerah. Ambisinya untuk memperjuangkan idealisme menjadi energi yang tak pernah habis.

Kedua, Anies dan Khofifah sama-sama juru bicara Tim Kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla. Keduanya jubir yang baik, punya kemampuan orasi, narasi dan diplomasi yang bagus. Seorang public figure yang bisa menyakinkan banyak orang dengan tutur bahasa dan kata-katanya yang runut dan runtun.

Dengan kemampuan intelektual di atas rata-rata, program Nawacita Jokowi-JK menjadi materi kampanye yang mudah dicerna dan diterima oleh publik. Anies-Khofifah menjadi penyambung lidah pasangan capres-cawapres yang diusung oleh PDIP dan Nasdem terhadap rakyat.

Ketiga, Anies dan Khofifah pernah sama-sama menjadi anggota Kabinet Jokowi-JK. Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Khofifah sebagai Menteri Sosial. Keduanya menangani bidang kesejahteraan rakyat. Suatu bidang yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anies dan Khofifah adalah pembantu presiden Jokowi-JK yang tak sampai selesai mendampingi selama bakti, 5 tahun. Anies direshuffle dan diganti oleh Muhadjir Effendy  dari Muhammadiyah pada 27 Juli 2016. Sedangkan, Khofifah mengundurkan diri dari kebinet dan diganti oleh Idrus Marham dari Golkar pada 17 Januari 2018.

Keempat, Anies dan Khofifah adalah sama-sama gubernur. Pemimpin daerah yang berprestasi dan dengan ibu kota provinsi terbesar pertama dan kedua di Tanah Air. Jakarta dan Surabaya merupakan kota metropolis yang mendunia.

Dua gubernur di Pulau Jawa ini sama-sama tidak diusung oleh partai penguasa di daerah. Malah, Anies melawan koalisi PDIP. Khofifah juga berhadapan dengan koalisi PDIP pula. Kedua tokoh ini merupakan calon penantang yang mengalahkan calon petahana. Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayah ditaklukkan pada Pilgub DKI 2017. Dan, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno juga ditaklukkan pada Pilgub Jawa Timur 2018.

Kelima, Anies dan Khofifah adalah kepala daerah yang punya strong leadership dan berpotensi untuk mengisi kepemimpinan nasional. Namun, keduanya sama-sama tak diendorse oleh Presiden yang pernah dimenangkannya. Istana malah lebih senang mengendorse lawan bersaing dalam dua kali Pilpres daripada mereka berdua.

Ada kelompok-kelompok yang bernafsu ingin menjerat Anies dan Khofifah dalam kubang kasus korupsi. Padahal, keduanya  pemimpin yang lahir dari rahim umat yang sudah teruji dan terbukti perjalanan hidupnya bersih. Keduanya ingin disingkirkan dari arena pertarungan Pilpres 2024. Sebab, keduanya berpotensi menang dan dapat mengalahkan calon yang diusung oleh partai pemenang pemilu.

Keenam, Anies dan Khofifah besar dalam tradisi aktivisme gerakan mahasiswa yang berhasil survive di tengah tekanan rezim Orde Baru. Keduanya adalah pemimpin mahasiswa yang berhasil mengajarkan serta mencontohkan ideologi perlawanan terhadap rezim penguasa diktator dan otoriter.

Dalam beberapa peristiwa penting dan bersejarah, Anies dan Khofifah acap memimpin gerakan mahasiswa turun ke jalan. Keduanya banteng-banteng mahasiswa yang menyeruduk tatanan sosial politik yang mapan, membuka kran demokrasi dan membidani gerakan reformasi.

Ketujuh, Anies dan Khofifah sama-sama diasuh oleh cendekiawan muslim asal Jombang. Anies dibesarkan oleh Cak Nur. Sedangkan, Khofifah oleh Gus Dur. Dua tokoh ini berhasil mengakhiri perseteruan Islam dan Pancasila, menyatukan keislaman dan Keindonesiaan dalam satu tarikan nafas, serta berjuang di atas jalan demokrasi.

Anies dan Khofifah mewarisi cita-cita politik yang inklusif yang tak ingin Indonesia menjadi negara Islam, tapi juga tak berkehendak membuat Indonesia menjadi negara sekuler. Indonesia adalah nation state (negara bangsa). Dimana setiap warga negara punya kedudukan yang sama di depan hukum dan pemerintah, seperti spirit Piagam Madinah.

Kedelapan, Anies dan Khofifah adalah pejuang keadilan. Anies mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini adalah pejuang citizen justice (keadilan warga). Dan, Khofifah mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini ialah pejuang gender justice (keadilan gender). Bagi kedua pemimpin ini, keadilan adalah basis nilai yang mendasari kebijikan dan alokasi anggaran.

Salah satu indikator pembanguan adalah penurunan gini rasio. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan gini rasio Propinsi DKI Jakarta 0,412 dan Jawa Timur 0,364. Anies dan Khofifah menghadapi ketimpangan pendapatan dan kekayaan warga. Ini tantangan yang harus dijawab melalui peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan.

Kesembilan, Anies dan Khofifah dapat berbagi tugas untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja pemerintahan. Sebagai pasangan yang punya pengalaman memimpin daerah, diyakini bisa mengelola negara lebih baik menuju baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur (sebuah negeri yang baik, dan diberi ampunan).

Anies-Khofifah merupakan pasangan beda gender yang memperjuangkan peningkatan keterwakilan perempuan di pemerintahan. Sedangkan basis pemilih pada pilpres mayoritas perempuan. Dimana jumlah mereka mencapai 103 juta lebih dari 205,8 juta di daftar pemilih sementara (DPS).

Jadi, 9 alasan di atas lebih dari cukup untuk memasangkan Anies-Khofifah. Pasangan kuda hitam yang tak diunggulkan tapi sangat berpeluang untuk menggantikan Presiden Jokowi. Keduanya punya pengalaman elektoral mengalahkan pasangan calon yang diusung oleh partai pemenang pemilu sekalipun. Semoga.rmol news logo article

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA