Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anies Presiden, Indonesia Tak Terbelah Lagi

OLEH: ALEX WIBISONO

Sabtu, 03 Juni 2023, 01:00 WIB
Anies Presiden, Indonesia Tak Terbelah Lagi
Anies Baswedan/Ist
BIANG kerok perpecahan bukan Anies Baswedan, tapi tim yang hanya diberi tugas untuk menyerang Anies. Setelah Anies menang di Pilgub DKI 2017, ada tim yang diberi tugas khusus yaitu serang Anies. Fitnah Anies. Downgrade Anies. Bunuh karakter Anies.

Dan kita semua telah menyaksikan hoax-hoax yang bertebaran menyerang Anies. Tak pernah berhenti selama lima tahun kepemimpinan Anies di DKI.

Gara-gara mereka, Indonesia gaduh. Ketika Prabowo Nyapres 2019, serangan diarahkan ke Prabowo. Sistematis dan tak kalah masif. Terus menerus dilakukan. Terjadilah saling serang antara pendukung Prabowo dengan massa yang dikendalikan oleh tim profesional (buzzer) itu.

Pemilu selesai, Prabowo kalah, lalu ikut bergabung ke istana. Prabowo jadi menteri pertahanan. Posisi strategis. Prabowo tidak lagi jadi rival Jokowi, tapi partner. Ya anak buah lah. Dan Prabowo kelihatan nyaman sekali menjadi anak buah Jokowi. Berharap 2024 Jokowi dukung dia.

Tim yang semula serang Prabowo, kini balik lagi serang Anies. Prabowo sudah jadi teman. Satu kelompok. Tidak perlu diserang lagi.

Tensi serangan kepada Anies tidak beda dengan sebelumnya. Keras dan masif. Sebar fitnah tak berubah. Hoax-hoax mulai menyebar lagi. Ini lantaran Anies mau nyalon presiden 2024.

Selama diserang, pernahkah Anies membalas? Tidak! Pernahkah Anies menanggapi? Tidak? Cuek. Tidak peduli. Anies anggap, itu tidak penting. Sebagai gubernur, Anies lanjut saja jalankan tugas dan tuntaskan pekerjaan. Sebagai capres, terus saja Anies kemukakan gagasan-gagasannya. Ini sekaligus jawaban Anies terhadap Fahri Hamzah, politikus Gelora yang nanya soal gagasan capres 2024.

Di mana Fahri Hamzah sekarang ya? Masih nanya soal gagasan? Bagaimana dengan capres lainnya? Sudah ada gagasannya? Kenapa tidak Fahri tanyain. Mungkin capres-capres lain masih sibuk jogging dan bagi-bagi sembako. Mungkin loh ya.

Enak ya, gunakan fasilitas negara buat kampanye sana-sini. Bagi sembako sana sini. Lempar uang sana sini. Kok tidak ada yang kritik? Kok tidak ada yang mengingatkan? Kalau itu Anies yang melakukan, pasti riuh dan gaduh.

Berarti siapa yang membuat gaduh? Siapa yang membuat bangsa ini saling serang? Siapa yang membuat bangsa ini terbelah? Jawab bro. Itu bukan Anies. Tapi penyerang Anies. Paham bro?

Jakarta, selama Anies jadi gubernur, tenang dan damai. Anies rangkul semua golongan. Etnis apapun, dilibatkan. Agama apapun, diperhatikan. Aliran politik manapun diperlakukan secara sama. Diperlakukan secara adil. Ini baru pemimpin bro.

Setelah Anies dilantik jadi Gubernur DKI, maka ia menjadi pemimpin seluruh warga DKI. Tanpa kecuali bro. Tidak ada lagi pendukung dan nonpendukung. Itu kuno. Anies tidak melihara kelompok pendukung, apalagi buzzer. Tidak! Selama jadi Gubernur, Anies tidak pernah kumpulkan massa atas nama pendukungnya. Pamali!

Begitu juga kalau nanti jadi presiden. Semua dirangkul. Yang berkompeten dilibatkan untuk urus negara. Tak peduli di pilpres mereka milih siapa. Berkompeten dan negara butuh, libatkan. Ini baru seorang negarawan.

Bagaimana bro, akur enggak bangsa ini ketika Anies presiden. Pasti akur. Bangsa ini terbelah karena ada yang pelihara buzzer. Massa pendukung masih dirawat, tidak dibubarkan. Ya pasti terbelah. Kalau lu mau tahu, ini biang keroknya bro. Buzzer dan massa pendukung yang terpelihara, ini jadi biang kerok bangsa ini sampai terbelah

Anies dilantik jadi presiden, no buzzer. Timses dan simpul relawan bubar. Anies adalah presiden milik semua. Anies milik seluruh bangsa dan rakyat Indonesia. Anies kagak milik golongan tertentu.

Maka, kalau Anies jadi presiden, Indonesia akan seperti Jakarta; aman, tenang, teduh dan damai. Tidak ada ribut-ribut antarkelompok. Darah Anies itu darah NKRI, darah persatuan dan darah keadilan.

Merdeka! rmol news logo article

Penulis adalah pemerhati sosial politik
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA