Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembangunan Sistem Ketahanan Nasional dan Pemajuan Lemhannas bagi Geopolitik Strategis Indonesia dan Dunia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/firman-jaya-daeli-5'>FIRMAN JAYA DAELI</a>
OLEH: FIRMAN JAYA DAELI
  • Selasa, 11 April 2023, 14:03 WIB
Pembangunan Sistem Ketahanan Nasional dan Pemajuan Lemhannas bagi Geopolitik Strategis Indonesia dan Dunia
Firman Jaya Daeli bersama Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto/Ist
GUBERNUR Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc, Ph.D. dan Wakil Gubernur (Wagub) Lemhannas RI, Letjen TNI M.S. Fadhilah, dalam sebuah pertemuan dan diskusi secara terpisah dengan Penulis, di Gedung Lemhannas RI, kawasan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia.

Pertemuan persahabatan dan diskusi strategis tersebut berlangsung secara terpisah, masing-masing antara Penulis dengan Gubernur Lemhannas RI; dan antara Penulis dengan Wakil Gubernur Lemhannas RI.

Anatomi pertemuan dialog dan diskusi diposisikan dan dinarasikan dalam kerangka pembangunan Indonesia Raya dan dalam konteks hakikat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Kemudian dalam bingkai pembangunan sistem ketahanan nasional dan pemajuan Lemhannas RI.

Perihal tersebut, pada dasarnya dan pada gilirannya, meletakkan eksistensi, posisi, fungsi, peran, tugas, dan tanggung jawab Lemhannas RI menjadi semakin penting, strategis, berdampak, dan berpengaruh serius. Terhadap pemaknaan nilai-nilai kebangkitan dan kemajuan Indonesia berbasis sumber daya manusia (kader) dan kepemimpinan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc., Ph.D., adalah salah seorang akademisi, ilmuwan, intelektual, cendekiawan terkemuka di Indonesia, terutama dengan kekhususan hubungan internasional (luar negeri), pertahanan, keamanan, dan intelijen.

Pernah menjadi Sekretaris Kabinet (Setkab) RI. Kini menjadi Gubernur Lemhannas RI menggantikan Letjen TNI Purn. Agus Widjojo sebagai Gubernur Lemhannas RI sebelumnya. Letjen TNI Purn. Agus Widjojo adalah salah seorang Purnawirawan Perwira Tinggi TNI AD berpangkat jenderal bintang tiga lulusan Akabri Darat/AMN/Akmil Tahun 1970.

Wakil Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI M.S. Fadhilah adalah salah seorang Perwira Tinggi TNI AD berpangkat jenderal bintang tiga lulusan Akmil tahun 1988 A. Pernah menjadi Ajudan (ADC) Wakil Presiden ke-10 RI, Prof. Dr. Boediono; menjadi Danrem Halu Oleo (membawahi wilayah teritorial Provinsi Sultra); menjadi Danrem Pamungkas (membawahi wilayah teritorial Provinsi DIY dan Sekitarnya).

Jabatan jenderal bintang satu (Brigjen); menjadi Kadispen TNI AD; menjadi Kasdam IV/Diponegoro (membawahi wilayah teritorial Provinsi Jateng dan DIY); menjadi Kapuspen TNI.

Jabatan jenderal bintang dua (Mayjen); menjadi Pangdam I/BB (membawahi wilayah teritorial Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Kepri). Kini menjadi Wakil Gubernur Lemhannas RI - jabatan jenderal bintang tiga (Letjen).

Hakikat pertemuan Penulis yang juga mantan Pansus UU Pertahanan Negara dan Anggota MPR-RI/Anggota DPR RI, untuk berdialog dan berdiskusi bersama dengan Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc, Ph.D.; lalu bersama dengan Wagub Lemhannas RI Letjen TNI M.S. Fadhilah, pada dasarnya diletakkan dalam sejumlah hal.

Kerangka dasar dan utama adalah pembangunan Indonesia maju dan hubungan kaitan dengan pemajuan Lemhannas RI bagi sistem ketahanan nasional. Keluasan narasi dan kedalaman diskusi tersebut adalah mengenai peningkatan kualitas eksistensi, posisi, fungsi, peran, tugas, dan tanggung jawab strategis kenegaraan dari Lemhannas RI.

Serangkaian perihal penting sebagai ruang dan media serta waktu dan kesempatan bagi Lemhannas RI. Khususnya untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan peran, tugas, dan tanggungjawab yang diorganisasikan dan diselenggarakan bersama dengan sejumlah kelembagaan strategis terkait lainnya di Indonesia.

Intisarinya adalah untuk memaknakan, mewujudkan, dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi utama Lemhannas RI. Pengorganisasian dan penyelenggaraan tersebut pada dasarnya berbasis pada tugas pokok dan fungsi utama setiap kelembagaan.

Kesemuanya dan keseluruhannya tentu dan senantiasa dijiwai, disemangati, didarahi, dan dinafasi dengan satu tugas dan fungsi panggilan pengabdian yang berbobot dan berdampak.

Bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan butir-butir Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945. Dengan demikian sarat dan sangat ideologis dan konstitusional Indonesia.

Kualitas panggilan pengabdian Lemhannas RI tersebut di atas dipersembahkan untuk merawat, menjaga, membangun, membangkitkan, dan memajukan Indonesia dalam format wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berideologi dan berfalsafah Pancasila berdasarkan dan berlandaskan UUD NRI Tahun 1945 beretos dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Kemudian dalam kondisi dan posisi Indonesia Raya dengan format jelas dan posisi tegas. Indonesia Raya yang memiliki kesiapan, kemampuan, dan kematangan untuk bertumbuh, maju, dan berkembang.

Perihal tersebut pada gilirannya, memengaruhi dan menentukan keseluruhan dinamika dan dialektika persaingan, pergaulan, persahabatan, dan perdamaian kawasan regional dan dunia internasional dengan "Perspektif Indonesia".

Terutama dan terkhusus untuk membangkitkan, menguatkan, dan mengukuhkan, dan memajukan eksistensi, posisi, dan fungsi NKRI yang demokratis dan konstitusional. Juga sebuah dan serangkaian ekosistem NKRI yang memiliki kekuatan, kemampuan, dan kematangan integrasi nasional serta bobot wawasan kenusantaraan dan kebangsaan yang berkelas tinggi dan berkategori kuat.

Tentunya yang berbasis pada integritas, kredibilitas, kualitas, kapasitas, kapabilitas, dan profesionalitas Lemhannas RI. Dan juga bersama dengan dukungan dan kerja sama sejumlah institusi kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan strategis dan menentukan.

Keseluruhan perspektif tersebut berbasis dan berintikan pada penguatan eksistensi, posisi, fungsi, peran, tugas, dan tanggung jawab Lemhannas RI terhadap pembangunan sistem ketahanan nasional Indonesia. Juga berkaitan dan bermaterikan pada penguatan peran, tugas, dan tanggung jawab Lemhannas RI untuk menyebarkan, membumikan, dan menyuburkan sistem nilai (nilai-nilai) Pancasila.

Kemudian untuk mengorganisasikan dan menyelenggarakan perihal yang sama terhadap nilai-nilai kenusantaraan dan kebangsaan Indonesia. Selanjutnya untuk membangkitkan dan memajukan Lemhannas RI sebagai instrumen pendidikan, pelatihan, penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penguatan pemikiran geopolitik Indonesia dan dunia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil, makmur, demokratis, kuat, maju, dan sejahtera adalah sebuah negara bangsa dan negara kawasan.

Keberadaan Indonesia terletak, berada, bertumbuh, dan berkembang di tengah-tengah percepatan, perluasan, dan peningkatan dinamika dan dialektika lokal, nasional, regional, dan internasional. Terutama dalam konteks persaingan, pergaulan, persahabatan, dan perdamaian kawasan regional dan global internasional.

Indonesia sebagai negara bangsa dan negara kawasan, dengan eksistensi, posisi, dan fungsi yang merupakan negara penggagas, pendiri, dan anggota Gerakan Non Blok. Tentu juga dengan politik luar negeri "Bebas dan Aktif".

Pemajuan Lemhannas RI terbangun dalam serangkaian konteks dan kerangka terencana, terukur, dan terarah. Konteks dan kerangka yang penuh dengan penataan, pemeliharaan, dan pelembagaan Lemhannas RI, khususnya: konsolidasi demografi; pergerakan, pengembangan, dan pembangunan ekonomi hijau; pergerakan, pengembangan, dan pembangunan ekonomi biru; penguatan, pembudayaan, dan pengukuhan digitalisasi; dan pengerahan, penyiapan, dan pemastian anatomi, konfigurasi, dan ekosistem Indonesia dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Konteks dan kerangka tersebut dibangun dalam satu paket ikatan keutuhan dan kekuatan yang menyiapkan dan memastikan kebangkitan dan kemajuan Negara Proklamasi Indonesia dan Negara Pancasila Indonesia.

Atmosfer kebangkitan dan kemajuan Indonesia sangat diwarnai, dipengaruhi, dan ditentukan oleh dinamika dan dialektika internal dan eksternal Indonesia.

Kualitas situasi, kondisi, suasana, dan perkembangan domestik dalam negeri dan global luar negeri, merupakan substansi yang penting, berpengaruh, dan menentukan. Perspektif tersebut menjadi panduan pedoman pemikiran dan basis dasar pertimbangan untuk membangun, membangkitkan, dan memajukan Indonesia sehingga semakin bermakna dan berdampak.

Perihal demikian, pada dasarnya sangat berkaitan dengan kepemilikan akar kuat dan hubungan erat dengan sejumlah materi kandungan yang strategis. Berkaitan dengan materi kandungan historis, sosiologis, ekonomis, politis, dan ideologis Indonesia dan Kawasan.

Materi kandungan tersebut memiliki konteks dan relasi dengan ide, gagasan, dan pemikiran Sang Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI Bung Karno. Utamanya dan Intisarinya mengenai "Pemikiran Geopolitik Indonesia, Kawasan, dan Dunia" dari Bung Karno.

Pemikiran strategis Bung Karno mempunyai keutuhan dan kekuatan dalam kerangka memosisikan, mengagregasi, dan mengartikulasi peranan "Negara Indonesia". Peranan keberpengaruhan dan kebermanfaatan negara Indonesia di negara-negara kawasan dan dunia internasional dalam perspektif geopolitik strategis.

Kesesuaian konteks dan ketepatan relasi tersebut, pada dasarnya berintikan pada jiwa dan semangat serta darah dan napas pemikiran geopolitik Bung Karno.

Pemikiran geopolitik yang sungguh-sungguh memperjelas, mempertegas, dan memperkuat garis dan kebijakan serta arah dan orientasi "Politik Negara" dari Indonesia. Khususnya politik yang bersifat ideologis strategis dan doktrin makro Indonesia tentang hubungan regional dan kerjasama internasional yang dianuti dan dikandungi Indonesia.

Hubungan dan kerjasama yang dimaksud yaitu berbasis politik pertahanan negara, politik keamanan nasional, politik luar negeri, politik dalam negeri, politik intelijen negara Indonesia. Politik nasional kenegaraan (politik bernegara) yang saling berkaitan dan bersesuaian.

Sang Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI Bung Karno, memiliki dan menyebari pemikiran geopolitik Indonesia ke negara-negara lain di belahan tingkat kawasan regional dan tataran dunia internasional.

Para pemimpin negara-negara di dunia serta masyarakat regional dan internasional, pada dasarnya menyambuti, menyahuti, mengakomodasi, mewadahi, dan mengembangi pemikiran geopolitik Bung Karno.

Pemikiran tersebut merupakan sebuah dan serangkaian pemikiran besar dan strategis yang secara substansial memiliki pancaran dan panduan juga terhadap Lemhannas RI. Intisarinya adalah bagi Lemhannas RI untuk berperan, bertugas, berfungsi, dan bertanggung jawab secara mendasar dan menyeluruh.

Ekosistem pemikiran besar yang utuh dan integral dari Bung Karno, pada gilirannya melandasi, menyinari, menerangi, mewarnai, dan menuntun perjuangan dan pergerakan bangsa-bangsa dan negara-negara lain secara menyeluruh dan mendasar.

Terutama untuk menegakkan dan mengukuhkan tema-tema tentang: "kedaulatan, keadilan, demokrasi, keamanan, dan perdamaian".

Konstruksi dan substansi dari keseluruhan tema tersebut, pada dasarnya merupakan tema-tema pergumulan, pergulatan, dan tantangan Keindonesiaan. Lemhannas RI pada dasarnya menjadikan dan menumbuhkan tema-tema tersebut sebagai tema-tema utama pergerakan dan pengabdian.

Hakekat dari perspektif pemikiran tersebut menjadi menarik dan semakin relevan karena mengandung dan menyuburkan api semangat dan etos jiwa kawasan regional dan dunia internasional yang "berbasis dan bersumber" pada Indonesia Raya.

Sebuah kawasan dan dunia yang sejatinya merdeka, bebas, demokratis, aman, damai, adil, makmur, sejahtera, setara dan seimbang. Kesejatian tersebut mengandung prinsip yang wajib, dan doktrin yang mutlak, yaitu: sebuah situasi, kondisi, suasana, keadaan kawasan dan dunia yang tanpa diskriminasi, yang tanpa intervensi, yang tanpa invasi, dan yang tanpa aneksasi.

Tumbuh mekar dan terbangun subur api semangat dan jiwa doktrin paradigma Proklamasi Kemerdekaan RI, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, pesan semangat Gerakan Non Blok dalam politik hubungan internasional (luar negeri) Indonesia yang bebas dan aktif dengan konstruksi, substansi, dan narasi pemikiran geopolitik strategis Bung Karno terhadap Indonesia, kawasan, dan dunia.

Utamanya dan intinya adalah konteks regional dan internasional yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil, makmur, demokratis, kuat, dan sejahtera. Perihal tersebut sepenuhnya ditumbuhkan dan disuburkan dalam suasana keamanan dan perdamaian abadi, ketertiban dan kemajuan umum, keadilan dan demokrasi sejati yang otentik.

Tentu juga yang seutuhnya dibangun dan dikembangkan dalam dinamika dan dialektika yang minus dan zero penindasan serta yang minus dan zero penjajahan. Konteks regional dan internasional tersebut memiliki dan mempunyai keterikatan dan ikatan nilai-nilai keluhuran, kemuliaan, dan keagungan. Sehingga tidak berdiri sendiri dan juga tidak bebas nilai.

Kemudian juga tentu memiliki dan mempunyai prinsip-Prinsip Dasar Kebajikan dan Keadaban - yang menentang, melawan, dan menghentikan kolonialisme dan neokolonialisme. Lagi pula yang anti imperialisme dan yang anti neoimperialisme dalam berbagai bentuk, wujud, jenis, sifat, pola, metode, cara, dan sistem apapun dan di manapun.

Ada jalur hubungan atau jaringan kaitan antara peran, tugas, dan tanggungjawab Lemhannas RI dengan atmosfer dan cakrawala pemikiran geopolitik Bung Karno. Lemhannas RI harus senantiasa dan semakin mentransformasi keindonesian yang berperan melalui berbagai "Tupoksi". Lemhannas RI terpanggil selalu dan bergumul serius untuk memastikan dan mengukuhkan perihal tersebut.

Hakikat dan makna perihal tersebut, pada dasarnya membutuhkan adanya dan terwujudnya prinsip doktrinal dan tekad substansial. Khususnya untuk mengaktualkan, menggelorakan, dan menyelenggarakan sejumlah agenda dan kebijakan strategis dan teknis. Masyarakat, bangsa, negara Indonesia, dan khususnya Lemhannas RI, harus senantiasa dan mesti semakin menumbuhkan, menyuburkan, membumikan, mengukuhkan, dan menegakkan agenda dan kebijakan mendasar dan menyeluruh.

Lemhannas RI, terpanggil dan berkomitmen dengan prinsip dan doktrin serta agenda dan kebijakan berdaulat di bidang politik; berdikari secara ekonomi; berkepribadian dalam kebudayaan -dengan berjiwa dan bersemangat gotong royong (bergotong royong). Keberdaulatan, keberdikarian, dan keberlepribadian tersebut mesti menjadi dan merupakan perspektif Lemhannas RI.

Keseluruhan atmosfer bangunan dan muatan pemikiran, pertimbangan, dan kebijakan "politik pertahanan negara", "politik keamanan nasional", "politik luar negeri", "politik dalam negeri", dan "politik intelijen negara Indonesia" tersebut, sudah berurat dan berakar lama serta berbasis dan bertumpu kuat.

Berurat dan berbasis secara historis, sosiologis, ekonomis, politis, dan ideologis. Kemudian berurat dan berbasis juga pada penguatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, kultural, hukum, pertahanan, dan keamanan Indonesia.

Perihal tersebut pada gilirannya, menguati dan memaknai kualitas sistem ketahanan nasional Indonesia.

Dengan demikian, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan negara proklamasi Indonesia, negara Pancasila Indonesia, negara kenusantaraan Indonesia, dan negara kebangsaan Indonesia, pada dasarnya senantiasa dan semakin terawat dan terjaga.

Keindonesiaan terawat dan terjaga dengan tumbuhnya dan terbangunnya doktrin pemikiran, pertimbangan, dan kebijakan tersebut di atas.

Doktrin dan ideologisasi secara otentik dan konkret dari politik pertahanan negara, politik keamanan nasional, politik luar negeri, politik dalam negeri, dan politik intelijen negara Indonesia yang merujuk pada amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Konstitusionalitas geopolitik Indonesia dan dunia sebagai politik bernegara Indonesia - tetap terawat dan pasti terjaga.

Kelembagaan Lemhannas RI adalah salah satu institusi strategis kebangsaan dan kenegaraan yang terutama dan terdepan dalam konteks tersebut. Khususnya dalam kerangka merawat dan menguati sistem ketahanan nasional Indonesia.

Lemhannas RI harus senantiasa dan mesti semakin mempercepat dan memperkuat eksistensi, posisi, fungsi, dan peran domestik dalam negeri Indonesia. Juga tentu dan pasti mempercepat dan memperkuat eksistensi, posisi, fungsi, dan peran global luar negeri Indonesia.

Sehingga, amat berpengaruh dan sangat menentukan secara serius dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Bapak Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI, Bung Karno menggagas pendirian dan pembentukan (mendirikan dan membentuk) Lemhannas RI. Bung Karno juga menggerakkan dan mengorganisasikan pendirian dan pembentukan Lemhannas RI sebagai sebuah institusi strategis ideologis politis.

Kehadiran, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Lemhannas RI terutama berbasis pada pemikiran politik kebangsaan dan kenegaraan; pada penguatan wawasan kenusantaraan, kebangsaan, dan kenegaraan; pada pendidikan dan pengkaderan sumber daya manusia dan kepemimpinan bangsa dan negara.

Eksistensi, posisi, fungsi, dan peran strategis Lemhannas RI semakin terkonfirmasi dan bermakna ketika ditempatkan, dinarasikan, dan diselenggarakan dalam konteks dan kerangka tersebut.

Penguatan dan pemajuan Lemhannas RI diletakkan, dikembangkan, dan diorientasikan dalam kerangka pembangunan sistem ketahanan nasional Indonesia. Kebermanfaatan dan kebermaknaan Lemhannas RI terletak pada kualitas pengembangan dan penguatan pemikiran, wawasan, kenusantaraan, kebangsaan, kenegaraan, dan kepemimpinan.

Pengembangan dan penguatan tersebut bertumpu pada kualitas ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Kehadiran, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Lemhannas RI, pada dasarnya memiliki ikatan kuat kebangsaan dan hubungan erat kenegaraan dengan pemikiran geopolitik strategis Indonesia. Tumbuh, terbangun, bangkit, dan maju dalam kerangka "relasi dan komunikasi yang hidup dinamis" antara penyelenggaraan dan pengorganisasian Lemhannas RI dengan pengembangan dan pembumian nilai-nilai pemikiran geopolitik.

Kemudian aktualisasi dan sosialisasi tugas pokok dan fungsi utama Lemhannas RI, yang tentu diarahkan dan ditujukan untuk menginisiasi, mengisi, dan memaknai perspektif pemikiran dan pertimbangan akan kehadiran, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Lemhannas RI.

Kerangka dasar dan bangunan utama percepatan, perluasan, dan peningkatan intensi, kualifikasi, dan eskalasi pembumian nilai-nilai tersebut, harus senantiasa terawat dan terjaga. Perawatan dan penjagaan yang rapi, tertib, dan disiplin.

Kemudian, mesti selalu bertumbuh dan berkembang dengan jiwa dan semangat serta pola dan pendekatan civil society. Juga mesti selalu dengan jiwa dan roh serta darah dan nafas demokrasi dan konstitusi (demokratis dan konstitusional).

Negara demokratis konstitusional Indonesia melandasi, mendasari, dan menjiwai keseluruhan pembangunan sistem ketahanan nasional dan pemajuan Lemhannas RI.

Institusi strategis Lemhannas RI merupakan sebuah kelembagaan yang terutama. Juga sebagai sebuah kelembagaan yang terinti dalam kerangka pembangunan sistem ketahanan nasional NKRI. Sebuah kelembagaan yang memiliki tugas dan fungsi strategis, dan yang mempunyai peran dan tanggung jawab penting. Khususnya dalam kerangka pembangunan dan pemajuan Indonesia Raya.

Tugas, fungsi, peran, dan tanggung jawab tersebut, bertujuan "luhur, adab, mulia, dan agung". Terutama untuk merancang, mengagendakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan pendidikan dan pengkaderan "kebangsaan dan kenegaraan" yang "Indonesiawi". Sehingga "Keindonesiaan" mesti selalu dan semakin menyertai, mewarnai, menjiwai, dan memaknai keseluruhan atmosfer kebijakan dan kegiatan Lemhannas RI.

Kepemimpinan Lemhannas RI memiliki anatomi dan mempunyai konfigurasi ekosistem yang mendukung pemajuan institusi Lemhannas RI. Intisarinya adalah ekosistem yang pada gilirannya semakin menguati dan memaknai kehadiran, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Lemhannas RI. Berintikan pada kualitas, integritas, kredibilitas, kapasitas, dan profesionalitas.

Kepemimpinan dan jajaran Lemhannas RI merupakan sebuah ekosistem dan postulat personal, kolegial, dan institusional yang berkomitmen kuat, berkinerja serius, dan berprestasi gemilang. Terutama dalam kerangka membangun dan memajukan Lemhannas RI demi untuk kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan Indonesia Raya.

Eksistensi, posisi, fungsi, dan signifikansi Lemhannas RI semakin bermakna ketika diperkuat dengan "formasi dan kualifikasi" kepemimpinan dan jajaran kelembagaan yang saling melengkapi dan menguatkan.

Kepemimpinan Lemhannas RI menganuti, memiliki, dan mempunyai pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengalaman yang terkait, terarah, dan terfokus. Utamanya dan intisarinya adalah untuk menerjemahkan dan membumikan visi, misi, program, agenda, dan kebijakan Presiden RI Jokowi dalam kerangka pemajuan Lemhannas RI. Juga dalam kerangka pembangunan sistem ketahanan nasional Indonesia.

Menurut Penulis yang juga pernah menjadi pembicara di Lemhannas RI, dan khususnya menjadi Pembicara di FGD Lemhannas RI bersama Gubernur Lemhannas RI dan Wakil Ketua MPR RI saat itu, serta bersama sejumlah guru besar ketika itu, bahwa kepemimpinan dan jajaran Lemhannas RI - menjadi searah, seayun, dan sebangun dengan kepemimpinan nasional NKRI Presiden RI Jokowi.

Lemhannas RI pada dasarnya memiliki kemampuan, kemauan, dan kematangan untuk mereformasi dan mentransformasi Lemhannas RI sehingga senantiasa dan semakin aktual dan relevan secara berarti.

Keutamaan dan intisari dari perspektif dan hakikat pemajuan Lemhannas RI, sesungguhnya dan sejatinya diletakkan dan diarahkan secara utuh kohesif. Perihal tersebut demi untuk mengembangkan, mewujudkan, dan mempraxiskan hakikat pemahaman, penghayatan, dan penjiwaan atas visi, misi, dan program kenegaraan RI. rmol news logo article

Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia; Pernah Menjadi Pembicara di Lemhannas RI
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA