Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Normalisasi Hubungan Diplomatik Saudi-Iran

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/sudarnoto-a-hakim-5'>SUDARNOTO A HAKIM</a>
OLEH: SUDARNOTO A HAKIM
  • Selasa, 14 Maret 2023, 13:56 WIB
Normalisasi Hubungan Diplomatik Saudi-Iran
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim/Net
SETELAH tujuh tahun hubungan diplomatik Saudi-Iran putus, saat ini kedua negara penting ini melakukan kesepakatan untuk membangun  hubungan diplomatik yang konstruktif.

Peran China sangat penting dalam mengupayakan rekatnya kembali hubungan dua negara tersebut. Dalam waktu dekat, kedua negara akan membuka kantor kedutaannya masing-masing.

Melalui peristiwa diplomasi politik ini, China telah berhasil menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa Cina semakin memiliki pengaruh global yang sangat besar dan penting, menggeser sedikit demi sedikit pengaruh Amerika Serikat yang dalam waktu panjang sangat dominan dalam percaturan global.

Pasca perang dingin, Amerika praktis memang menjadi pengatur dan penentu lalu lintas dunia dan satu-satunya kekuatan super power. Akan tetapi, sekarang posisi Amerika mulai terpinggirkan dan akan tergantikan oleh China.

Berakhirnya pengaruh Amerika di Afghanistan setelah dua puluh tahun menduduki negara tersebut, misalnya, telah memberikan ruang besar bagi China untuk menancapkan pengaruhnya.

Dalam catatan saya, setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1991, China dengan cepat telah memperkuat pengaruhnya secara global. Hal ini terutama karena pertumbuhan ekonomi yang cepat, investasi asing, diplomasi ekonomi dan politik, serta pengembangan teknologi.

China tampaknya akan terus bergerak memperkuat pengaruhnya di masa-masa yang akan datang, meminggirkan Amerika. Dalam kaitannya secara khusus dengan negara-negara anggauta OIC, pengaruh China memang sangat tergantung kepada faktor-faktor seperti kepentingan ekonomi, politik, dan strategis yang terlibat dalam hubungan bilateral antara China dan masing-masing negara OIC.

Akan tetapi, secara umum, pengaruh China di wilayah tersebut semakin kuat dalam beberapa dekade terakhir, terutama dalam hal perdagangan dan investasi. Faktor-faktor yang mendorong kekuatan pengaruh China ini investasi dan perdagangan, diplomasi, pertahanan yaitu China meningkatkan kerja sama militer terutama dengan negara-negara di Timur Tengah.

Meskipun ada kasus minoritas muslim Uighur di wilayah Xinjiang yang mengakibatkan hubungan anggauta OIC terutama Indonesia dan Turki dengan Cina kurang baik, akan tetapi secara keseluruhan, pengaruh China tetap makin kuat. Peran penting China dalam menormalisasi Arab-Iran adalah bukti.

China memang sangat berkepentingan untuk menormalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi-Iran. Alasan yang kuat adalah kepentingan ekonomi di Timur Tengah, termasuk dengan Arab Saudi dan Iran.

Bagi China, menormalisasi hubungan antara kedua negara tersebut dapat membawa stabilitas politik dan keamanan di wilayah tersebut, yang merupakan hal penting bagi China dalam rangka mempromosikan investasi dan perdagangan di wilayah tersebut. Jika konflik Arab-Iran dibiarkan berkepanjangan, maka dapat membahayakan kepentingan China.

Karena itu China mencari jalan untuk terus menjaga hubungan dengan negara-negara Arab dan bahkan dengan negara muslim lainnya untuk memperkuat posisi China di wilayah tersebut dan mengurangi ketegangan dengan negara-negara tersebut.

Peran China sebagai mediator di panggung internasional sangat penting untuk mempromosikan solusi damai terhadap berbagai konflik di wilayah tersebut, sekaligus memperkuat citranya sebagai negara yang berperan dalam penyelesaian konflik internasional dan meningkatkan pengaruhnya di dunia internasional.

Apa yang dilakukan China ini, akan besar dampaknya terhadap perubahan iklim dan dinamika di Timur Tengah.

Konflik Timur Tengah akan semakin mereda dan, sejalan dengan semakin melemahnya pengaruh Amerika di Timur Tengah, posisi Israel yang saat ini dipimpin oleh Benyamin Netanyahupun juga akan akan semakin terjepit karena Saudi dan negara-negara lain yang sudah menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel justru akan kembali memberikan dukungan terhadap Palestina untuk mewujudkan kemerdekaannya sejalan dengan prinsip two-states solution.

Harapan ke depan, Amerika semakin kehilangan kekuatannya untuk menerapkan Veto di PBB sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini. China, hemat saya memang negara penting pasca Amerika yang akan membawa perubahan penting dalam tatanan global.

Semoga. rmol news logo article

Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA