Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menyambut Bonus Demografi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/dr-ir-sugiyono-msi-5'>DR. IR. SUGIYONO, MSI</a>
OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI
  • Selasa, 13 September 2022, 12:41 WIB
Menyambut Bonus Demografi
Ilustrasi/Net
RILEKSASI pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk dengan masuknya periode Orde Reformasi, antara lain menimbulkan terjadinya bonus demografi. Besar persoalan bonus demografi diperkirakan sebanyak 297 juta jiwa penduduk usia produktif tahun 2030-2040. Mereka berumur antara 14 hingga 64 tahun.

Persoalan kelebihan jumlah penduduk usia produktif ini sebesar lebih dari 35 kali lipat dibandingkan masalah membangun lapangan pekerjaan yang kondusif untuk 8,4 juta penduduk yang menganggur per survei bulan Februari 2022. Persoalan tersebut segera datang pada 8 tahun lagi dari sekarang tahun 2022.

Memang benar bahwa persoalan bonus demografi di Indonesia, masih sangat jauh kurang rumit dibandingkan dengan masalah banyaknya jumlah penduduk China yang sebanyak 1,4 miliar jiwa tahun 2022.

Akan tetapi persoalan menghapus jumlah pengangguran yang sebanyak 8,4 juta jiwa saja sampai sekarang belum terpecahkan, sekalipun pemerintah telah sekuat tenaga membangun program pra kerja, membangun strategi merdeka belajar untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sejak dari bangku belajar, mengubah kurikulum, mengaktifkan berbagai balai-balai latihan kerja, dan bekerja sangat keras untuk memperkenalkan entrepreunership di mana-mana.

Juga membangun digitalisasi ekonomi sebagai pendekatan memperkenalkan industrial 4.0.

Persoalan menjadi semakin rumit, ketika pemerintah tidak kunjung berhasil dalam mengendalikan kenaikan harga tanah, sekalipun usaha untuk melakukan pembangunan serba bertingkat dikerjakan untuk perumahan, perkantoran, sekolah, tempat beribadah, pusat perbelanjaan, dan seterusnya yang serba bertingkat-tingkat.

Harga tanah yang meroket jauh lebih cepat dibandingkan tumbuhnya pendapatan mayoritas masyarakat, telah menyumbang kegiatan rente ekonomi yang tanpa ujung dan pangkal, sekalipun pemerintah membangun subsidi pembangunan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana di mana-mana.

Sekarang saja, ketidaktegasan dalam memilih antara membangun moda transportasi kereta api yang jalur rel banyak dan bertingkat-tingkat, ataukah bus-bus tingkat dan panjang, kapal laut super cepat, atau moda transportasi udara dengan banyak bandar udara di banyak kabupaten.

Itu menambah kerumitan perjalanan di jalanan. Dengan adanya bonus demografi, maka teori antrian berupa jumlah orang yang dilayani musti sedikit dibandingkan kapasitas pelayanan dan banyaknya channel untuk melayani, itu diperkirakan masih akan gagal dalam mengatasi tekanan bonus demografi.

Dahulu kala, tekanan atas kencangnya jumlah penduduk dibandingkan kemampuan penyediaan pangan dapat diatasi dengan menggunakan perbaikan teknologi pertanian secara terpadu, maka masalah tekanan besarnya jumlah penduduk yang menganggur dan bonus demografi sangat ditentukan oleh keberhasilan bidang pendidikan dan pengajaran dalam membangun kecerdasan intelektualitas dan spiritualitas.

Fakta menunjukkan bahwa kecerdasan tokoh masyarakat yang tinggi diperoleh dari kalangan tokoh agama, misalnya hal itu ditemukan di Amerika Serikat, dimana mereka menjadi proklamator kemerdekaan negaranya. rmol news logo article

Peneliti Indef, yang juga pengajar Universitas Mercu Buana
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA