Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Makna Merdeka 77 Tahun: Masih Otw ke Negeri Adil, Makmur, dan Sejahtera?

OLEH: JON A. MASLI*

Jumat, 19 Agustus 2022, 11:39 WIB
Makna Merdeka 77 Tahun: Masih <i>Otw</i> ke Negeri Adil, Makmur, dan Sejahtera?
Diaspora di AS, Jon A. Masli/Net
DI tahun 1945 Indonesia merdeka. Waktu itu masih banyak sekali orang miskin, maklumlah baru merdeka.

Orang kayapun juga sedikit dan paling bisa dihitung pakai jari. Apalagi orang pinter biasanya hanya yang berpendidikan Belanda, juga tidak banyak. Bisnis atau perusahaan-perusahaan mayoritas masih punya orang Belanda.

Namun kita waktu itu bisa berbangga, karena masih banyak orang jujur dan lugu! Banyak dari mereka ikut andil berjuang merebut kemerdekaan dari Belanda.

Sekarang, setelah 77 tahun merdeka, orang miskin di Indonesia masih banyak juga, apalagi karena pertumbuhan penduduk dengan perkapita income yang masih minim.

Tapi kita boleh bangga bahwa orang kaya sudah banyak sekali. Demikian juga perusahaan-perusahaan besar milik asing dan nasional, sudah tak terhitung dengan jari lagi. Buanyak pokok’e.

Ada orang-orang sugih yang menyebut dirinya crazy rich Indonesians dan konglomerat. Orang pinter dan berpendidikan jangan ditanya, terlalu banyak. Bahkan banyak yang bertitel sederet dengan gelar Prof, Dr, Insinyur, PhD, MBA, MM dst banyak yang anggota DPR. “Tapi nggak bisa berbahasa Ingris bak radio rusak" (mengutip kata pakar hukum alm. Prof J.E. Sahetapy.)

Tapi yang paling miris adalah zaman sekarang di mana kita sulit sekali ketemu orang jujur dan lugu, di tengah banyaknya orang-orang pintar dan kaya tadi. Yang juga koruptor, orang licik, orang "munafikor", pemberita ngomong salah atau benar asal dibayar alias BuzzerRp dan politikus-politikus pembual dan  pemohong di mana-mana!

Institusi terhormat seperti Polri, DPR dan lain-lain pun konon sudah menjadi sarang oknum-oknum korup dan para mafia berlabuh. Edan sudah zaman ini.

Makna Perayaan HUT Kemerdekaan berkadar patriotik memperingati mereka yang meperjuangkan kemerdekaan NKRI sudah berkurang sepertinya.

Mungkin karena terinspirasi oleh Citayem Fashion Show. Saya baca ada yang komen Istana, kali ini menonjolkan theaterical show warna warni keindahan budaya pakaian daerah dan penyanyi cilik top Farel. Tapi saya kira ini bagus dan luar biasa di satu sisi bila disajikan di event seperti G20.

Sayang kali ini mereka seakan tidak sengaja lupa dengan mereka yang berjuang melawan penjajah dan sudah tiada. Sementara dangdutan pesta gembira ria terus berlanjut dengan menteri-menteri joget riang seakan semuanya di daerah baik-baik saja karena sudah merdeka 77 tahun.

Entah kapan cita-cita keadilan sosial dan sejahtera dapat tercapai di tengah pembangunan infrastruktur yang hebat disana sini. Kita hanya bisa berdoa semoga Tuhan memberkati Indonesia berhasil membangun SDM yang lebih berkualitas dengan bibit calon-calon pemimpin generasi penerus yang jujur, tidak korup dan bukan pembual licik/ pembohong seperti yang ada di zaman sekarang!

Ini sesuai dengan program jilid 2 visi pemerintahan Presiden Jokowi yang beliau selalu canangkan selama ini melalui berbagai one on one interview dengan BBC dan media-media bergengsi. Semoga terjadilah dan terciptalah masyarakat adil dan makmur impian kita semua. Dirgahayu NKRI 77 tahun merdeka. rmol news logo article

*Penulis adalah diaspora di AS dan Corporate Advisor

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA