Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (16)

OLEH: BUDI PURYANTO*

Jumat, 29 Juli 2022, 08:34 WIB
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (16)
Dutabesar RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib/Net
DUTABESAR RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib mengatakan bahwa berbagai bermacam industri yang berbasis ilmu kimia dan fisika juga berkembang maju di zaman kejayaan Islam.

Seperti penemuan parfum, sabun, pembuatan berbagai kerajinan tangan berbasis pengolahan, besi, tembaga, timah, menjadi berbagai bentuk peralatan rumah tangga, jendela dan lampu warna-warni yang dikombinasi dengan kaca.

Gaya Hidup Bersih Umat Islam, Lahirkan Industri Sabun


Penemuan sabun sederhana memang sudah dimulai pada zaman Babilonia sekitar 2.800 SM. Bangsa Mesir kuno, Romawi, dan Yunani juga membuat sabun dengan mencampur lemak, minyak, dan garam.

Namun sabun saat itu bukan dibuat untuk menjaga kebersihan badan seperti yang kita kenal sekarang. Sabun saat itu dibuat untuk membersihkan produksi tekstil, medis, alat makan, dan peralatan rumah tangga lainnya.Untuk keperluan tersebut, sabun tersedia dalam aroma yang kurang sedap dengan bentuk mirip sabun colek..

Para ahli kimia di dunia Islam pun sigap menjawab kebutuhan ini. Mereka membuat sabun dengan mencampurkan minyak (biasanya minyak zaitun) dengan alkali (zat seperti garam) yang kemudian direbus dan dibiarkan mengeras. Maka terciptalah sabun batang seperti yang ada di kamar mandi kita saat ini.

Penggunaan sabun batang yang efektif dan wangi pun lambat laun populer bukan hanya di Timur Tengah, tetapi juga terdengar sampai ke Eropa. Di abad ke-13, industri pembuatan sabun mulai tumbuh, terutama di Suriah, yang rutin mengekspor sabun batang ke berbagai belahan dunia.

Pembuatan sabun batang dan penyebarannya ke berbagai belahan dunia sering kali disebut sebagai salah satu inovasi dan kemajuan terpenting bagi umat manusia—seperti halnya penemuan kertas untuk menulis.

Perkembangan ilmu kimia dan gaya hidup bersih umat Muslim membuahkan salah satu penemuan penting bagi kehidupan manusia modern. Racikan sarjana kimia Muslim asal Persia, al-Razi, berhasil menciptakan formula sabun, yang lebih sempurna dan harum baunya. Karena saat itu ilmuwan muslim sudah berhasil memproduksi parfum, dan parfum itu bisa ditambahan kedalam peoses pembuan sabun.

“Sabun yang kita kenal hari ini adalah warisan dari peradaban Islam,” papar Ahmad Y al-Hassan dalam bukunya, Technology Transfer in the Chemical Industries. Setelah formula dasar didapatkan, bermunculan pengusaha-pengusaha di beberapa kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak), dan Basrah (Irak).

Bahan dasar sabun saat itu terbuat dari nabati, seperti minyak zaitun serta minyak aroma. Kedua bahan tadi pertama kali diproduksi para kimiawan Muslim di era keemasan peradaban Islam. Bahkan, formula utama pembuatan sabun tak pernah berubah, hanya bahan kimia sintetis yang menggantikan beberapa komponen dasar.

Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman keemasannya itu sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, dikenal pula jenis sabun cair dan sabun batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut.

Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol Islam, Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M). Ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental al-Tasreef.

Imam Al-Zahrawi


Al-Tasreef merupakan Ensiklopedia Kedokteran yang terdiri atas 30 volume. Kitab itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan sebagai buku referensi utama di sejumlah universitas Eropa terkemuka. Sang dokter dan ahli kimia ini memaparkan resep-resep pembuatan beragam alat kosmetik pada volume ke-19 dalam kitab al-Tasreef.

Selain itu, resep pembuatan sabun yang lengkap tercatat dalam sebuah risalah bertarikh abad ke-13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ini sekaligus menunjukkan betapa dunia Islam saat itu telah jauh lebih maju dibandingkan peradaban Barat. Padahal, masyarakat Barat, khususnya Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pada abad ke-16 M.

Lebih jauh Sherwood Taylor, dalam Medieval Trade in the Mediterranean World menyebutkan, pada abad ke-13 M, sabun batangan buatan kota-kota Islam di kawasan Mediterania telah diekspor ke Eropa. Pengiriman sabun dari dunia Islam ke Eropa, papar Taylor, melewati Kota Alps ke Eropa utara lewat Italia.

RJ Forbes (1965) dalam bukunya Studies in Ancient Technology menyatakan, jika campuran yang mengandung sabun telah digunakan di pusat peradaban Mesopotamia. Tapi, bentuknya belum sempurna, hanya terdiri atas bahan detergen. Penemuan sabun yang tergolong modern memang baru diciptakan pada masa kejayaan Islam.

Modifikasi dan Penyempurnaan


Dikutip dari History of Science and Technology in Islam, Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariya Al Razi yang juga dikenal dengan nama Rhazes atau Rasis ini modifikasi sabun menggunakan minyak wijen atau zaitun, alkali, dan lemon (lime).

Bahan sabun tersebut dimasak sedemikian rupa hingga keras dan diberi pewangi.

Hasil modifikasi sabun Muhammad ibn Zakariya al-Razi memudahkan masyarakat menjaga kebersihan diri dan mencegah bau badan.

Keawetan sabun produk umat Muslim terletak pada penggunaan minyak zaitun dan alqali yang menjadi bahan utama pembuatannya. Bahan lain yang kerap digunakan adalah natrun. Proses pembuatan sabun pada abad ke-13 M ditulis Daud al-Antaki seperti dikutip Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology: An Illustrated History.

Warisan leluhur ini memanfaatkan satu bagian alqali dan setengah bagian kapur untuk digiling hingga halus. Campuran bahan ini kemudian ditempatkan dalam sebuah tangki dengan tabung bersumbat. Sebanyak lima bagian air dituangkan ke dalamnya dan diaduk selama dua jam.

Setelah pengadukan berhenti dan cairan menjadi jernih, lubang tangki dibuka. Jika air sudah habis, lubang tersebut kembali disumbat. Lalu, air dituang lagi dan diaduk. Baru kemudian tangki dikosongkan. Begitu terus prosesnya sampai tak ada lagi air yang tersisa.

Selanjutnya, faksi air di setiap periode dipisahkan. Lalu, minyak yang sudah murni diambil sebanyak 10 kali jumlah air yang pertama tadi dan diletakkan di atas api. Jika sudah mendidih, air faksi ditambahkan terakhir sedikit demi sedikit. Kemudian, ditambah lagi dengan air faksi nomor dua terakhir, sampai air faksi pertama.

Dari proses itu, akan diperoleh campuran seperti adonan kue. Adonan ini disendok (dan disebarkan) di atas semacam tikar hingga kering sebagian. Kemudian, adonan ditempatkan dalam nura (kapur mati). Inilah hasil akhir dan tidak diperlukan lagi pendinginan atau pencucian dengan air dingin selama proses.

Terkadang garam ditambahkan pula ke dalam alqali dan kapur sebanyak setengah kali jumlah kapur. Selain itu, juga ditambahkan amilum tepat sebelum proses selesai. Minyak di sini dapat diganti dengan minyak lain dan lemak seperti minyak carthamus.

Itulah salah satu resep pembuatan sabun yang berkembang di dunia Islam.

Industri Sabun

Pada masa zaman kejayaan Islam, pembuatan sabun menjadi industri yang mapan. Pusatnya antara lain di Nablus, Fez, Damaskus, dan Aleppo.

Para ahli geografi abad kesepuluh melaporkan bahwa Nablus di Palestina menonjol dalam ekspor sabun. Sabun diproduksi di tanah Arab-Islam Mediterania lainnya termasuk Spanyol Muslim di mana minyak zaitun berlimpah. Pada tahun 1200 M, Fez sendiri memiliki 27 produsen sabun. pada abad ketiga belas, sabun keras diimpor oleh Eropa dari tanah Arab Mediterania  dikirim melintasi Pegunungan Alpen di Eropa utara melalui Italia.

Tim arkeolog Israel Antiquities Authority (IAA) dan pemuda sekolah menengah setempat yang bekerja di Gurun Negev yang beruap telah menemukan pabrik sabun pertama Israel. Ini berasal dari 1.200 tahun yang lalu, di kota Beduin, Rahat.

Sabun yang diproduksi itu terbuat dari minyak zaitun. Hal ini mengindikasikan pengaruh Islam di wilayah tersebut bahkan saat ia mulai mengakar.

Minyak zaitun muncul selama periode Abbasiyah, arkeolog Dr. Elena Kogen-Zehavi mengatakan kepada The Times of Israel. Abbasiyah adalah salah satu penguasa Arab awal yang membawa Islam ke wilayah tersebut. Sabun adalah komoditas ekspor yang berharga, dan dibawa ke Mesir dan tanah Arab lainnya, katanya.

Kunci dari produksi sabun ini adalah minyak zaitun sebagai basis lemaknya, berbeda dengan lemak babi yang digunakan di Eropa pada periode yang sama, yang ditolak penggunaannya dalam maysrarakat Islam.

Penemuan baru industri sabun terungkap dalam struktur berpilar besar yang diyakini para arkeolog milik keluarga kaya yang melakukan usaha produksi sabun, penjualan lokal, dan bahkan berpotensi ekspor.

Bukti arkheologi: Lokasi pabrik sabun berbahan baku minyak zaitun di Nablus, Rahat, Yerusalem, Palestina


Menurut siaran pers IAA, kompleks Rahat mencakup semua fasilitas yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun minyak zaitun. Selain itu, para peneliti dapat memperoleh sampel organik yang memungkinkan mereka mengidentifikasi bahan yang digunakan dalam proses produksi.

Para arkeolog menemukan bahwa untuk membuat sabun khusus ini, minyak zaitun digunakan sebagai alas dan dicampur dengan abu dari tanaman saltwort, yang mengandung kalium dan air.

Campuran tersebut dimasak selama sekitar tujuh hari, setelah itu bahan cair dipindahkan ke kolam dangkal, tempat sabun mengeras selama sekitar 10 hari, hingga bisa dipotong menjadi batangan.

Batang tersebut kemudian dikeringkan selama dua bulan, sebelum diekspor.

“Ini adalah pertama kalinya bengkel sabun setua ini ditemukan, memungkinkan kami menciptakan kembali proses produksi tradisional industri sabun. Untuk alasan ini, ini cukup unik. Kami akrab dengan pusat pembuatan sabun penting dari periode yang jauh kemudian periode Ottoman. Ini ditemukan di Yerusalem, Nablus, Jaffa, dan Gaza,” kata arkheolog Kogen-Zehavi dalam siaran persnya. rmol news logo article

*Penulis adalah wartawan senior

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA