Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Balapan Ayam (Mimpi) Mendunia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/salamuddin-daeng-5'>SALAMUDDIN DAENG</a>
OLEH: SALAMUDDIN DAENG
  • Sabtu, 04 Juni 2022, 10:54 WIB
Balapan Ayam (Mimpi) Mendunia
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net
DEMAM balapan melanda Indonesia, tepat di saat Indonesia sebagai G20 Presidency. Setelah heboh dengan balapan motoGP di sirkuit Mandalika, kini Indonesia kembali heboh dengan balapan Formula E di Jakarta.

Hampir setiap detik rencana balapan ini menjadi bahan pergunjingan di media, terutama sekali media sosial. Luar biasa!

Mungkin karena balapan kali ini berkaitan dengan agenda perubahan iklim, pengurangan emisi dan transisi energi.

Indonesia memang akan memimpin transisi energi karena merupakan salah satu agenda utama G20. Sebuah proses perpindahan dari fosil menjadi energi terbaharukan. Agenda menghentikan penggunaan mesin yang menghasilkan polusi diganti dengan mobil listrik yang tidak berasap, tidak bau, dan tidak bising.

Listrik akan menjadi  kunci energi di masa depan. Ke depan semua akan serba listrik. Tidak ada asap kendaraan bermotor lagi di kota-kota. Polusi akan dihentikan. Mengapa? Konon pemanasan global akan diakhiri lebih cepat sebelum tahun 2050.

Bencana akibat perubahan iklim tak tertahankan lagi. Kata Presiden USA Jakarta akan tenggelam. Mungkin ini asumsinya jika kerusakan lingkungan terus berlangsung banjir rob akan menenggelamkan Jakarta.

Kemarin banjir rob menghantam pelabuhan Tanjung Mas Pelindo Semarang. Ngeri memang.

Tapi dimana relevansinya balapan mobil listrik di Jakarta dengan transisi energi di Indonesia. Di sini tampaknya konsistensi Indonesia diuji.

Ajang balapan mobil listrik diselenggarakan sebagai promosi transisi energi. Namun dengan hati yang memendam rasa malu bahwa 70 persen listrik di Indonesia dihasilkan oleh pembangkit batubara dan 90 persen adalah energi fosil karena ada tambahan gas dan solar.

Hal ini makin tidak relevan lagi ketika nanti akhir tahun 2022 akan ada G20 presidency. Indonesia harus memamerkan prestasinya dalam transisi energi.

Tapi di mana transisi energinya yang mau dipamerkan. Sementara PLTA di Indonesia dihalangi perkembangannya, PLTGU juga jalan di tempat. Energi di negeri ini masih diatur bandar batubara, solar, gas, sawit untuk biodisel, semua tidak ramah lingkungan. Miris.

Jadi apa yang hendak Indonesia pamerkan dalam balapan mobil kali ini? Mengingat demam balapan makin mewabah menjelang Pilpres 2024. Tidak mungkin memasang spanduk di arena balapan yang berbunyi "Listrik Di sini Menggunakan Tenaga Sampah", bule-bule pasti tahu bahwa kita ngibul.

Bagaimana kalau berikutnya bikin lomba balapan ayam yang sudah pasti ramah lingkungan dan sudah mentradisi di tanah air. Kalau zaman dulu balapan ayam EO-nya sekelas ketua RT, nah kalau presiden atau gubernur langsung yang jadi EO, maka baik BUMN maupun para taipan kelas satu mau menjadi sponsor.

Untuk publikasinya bisalah minta tolong siarkan di YouTube Chanel Grand Master Gitar Akustik Alif Ba Ta yang sekarang ini mendunia, agar balapan ayam ramah lingkungan tersiar ke-195 negara. Begit?

Bravo bumi datar. rmol news logo article

Penulis adalah peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA