Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

CATATAN ILHAM BINTANG

Mengenang Fahmi Idris, Tiada Lagi Sosok Lurus Itu

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ilham-bintang-5'>ILHAM BINTANG</a>
OLEH: ILHAM BINTANG
  • Senin, 23 Mei 2022, 08:21 WIB
Mengenang Fahmi Idris, Tiada Lagi  Sosok Lurus Itu
Politisi senior Golkar, Fahmi Idris dan anaknya Fahira Idris yang merupakan anggota DPD RI/Net
“ASSALAMMUALAIKUM wr.wb. Mohon keikhlasan doanya dari sahabat-sahabatku, untuk kesembuhan ayah saya, Bapak  H. Fahmi Idris yang sedang sakit."
Fahira Idris mengunggah informasi itu di laman Facebooknya, Sabtu (21/5) siang. Dilengkapi foto berdua dengan sang ayah yang mengenakan tongkat.

Di kolom komen laman FB nya, saya ikut  mendoakan  semoga Bang Fahmi segera sembuh "Semoga Allah SWT mengangkat penyakitnya."

Namun, hanya berselang  beberapa jam kemudian, Fahira mengunggah berita duka tentang ayah tercinta.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji'un,” tulisnya mengawali pemberitahuan duka cita.

Keras, Tegas, Tapi Lurus

Tiada lagi Bang Fahmi Idris (78). Seorang aktivis terkenal dari Angkatan 66 yang berhasil "merampungkan" aspirasi bangsanya masa itu: menumbangkan Presiden pertama RI Soekarno, pemimpin rezim Orde Lama (1945 hingga 1967).

Setelah itu Fahmi melanjutkan pengabdian kepada bangsa dalam pelbagai jalur. Sebagai pengusaha, wakil rakyat di parlemen, dan di birokrasi pemerintahan sebagai menteri.

Setelah reformasi pun Almarhum merupakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia Ke-20 era Presiden Presiden BJ Habibie. Dan, dalam pemerintahan Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri Perindustrian Indonesia Ke-22 pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004).

Selama rentan waktu panjang pengabdiannya, tidak ditemukan  jejak digital Fahmi Idris yang melenceng. Sosok  yang konsisten berpendirian tegas, keras  hingga akhir hayat. Itu yang menjelaskan almarhum mendapat julukan sosok lurus. Menjadi idola anak-anak muda di masanya.

Covers Story C&R

Saya mengenal baik almarhum, sejak lama sebagai orang baik. Sama baiknya  dengan Fahira Idris, putri sulungnya yang mengikuti jejak ayahnya mengabdi masyarakat.

Meski cukup lama tidak berinteraksi secara fisik bukan berarti saya hilang kontak dengan Bang Fahmi. Melalui  Fahira dan pemberitaan media saya tetap mengikuti  kiprahnya. Termasuk ketika almarhum memperoleh dua gelar Doktor dan Professor Kehormatan. Prestasi yang amat membanggakan, menunjukkan keberhasilannya berpegang teguh pada cita-cita semasa masih menjadi mahasiswa.

Yang saya ingat di antara pertemuan terakhir dengan beliau, salah satu, saat resepsi pernikahannya dengan Yenni Fatmawati pada tahun 2015.

Pernikahan itu kebetulan menjadi coverstory Tabloid C&R. "Jika bukan karena Adinda, malu juga saya mendapat coverstory untuk acara pernikahan ini. Sudah setua begini masih menikah dan Adinda beritakan pula," ujarnya seminggu sebelum  resepsi.

Waktu itu saya menghubunginya langsung untuk memintakan izin tim wartawan dari C&R melakukan pemotretan dan wawancara. Setelah terbit, saya senang Bang Fahmi mengapresiasi laporan utama Tabloid C&R. Kami berpelukan erat di momen Bang Fahmi - Mbak Yenny duduk pengantin.

Bang Fahmi kini sudah tiada. Saya sedih karena ketika beliau wafat saya sedang tidak di Tanah Air. Niscaya kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi seluruh bangsa Indonesia. Tidak hanya keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang berkabung.

Fahmi menghembuskan nafas terakhir Minggu (22/5) pukul  10.00 WIB di ICU RS  Medistra Jakarta setelah sempat dirawat satu hari.  Almarhum dimakamkan sore hari itu juga dalam satu liang lahat bersama istri pertamanya Kartini Fahmi Idris Hasan Basri di  TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Kartini Fahmi Idris meninggal pada Februari 2014. Pernikahan Fahmi dan Kartini melahirkan dua anak, yakni Fahira Idris dan Fahrina Fahmi Idris.

Fahmi merupakan putra dari pasangan perantau Minangkabau. Ayahnya Haji Idris Marah Bagindo, merupakan pedagang yang mendidik anak-anaknya untuk taat beragama dan disiplin.

Fahmi yang menghabiskan masa kecilnya di Kenari, Jakarta Pusat, terkenal bengal dan suka berkelahi. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1969. Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).

Fahmi Idris meninggalkan satu orang istri bernama Yenny Fatmawati dan dua orang anak, yaitu Fahira Idris dan Fahrina Fahmi Idris serta cucu- cucu.

Sebelum dibawa ke TPU Tanah Kusir, jenazah Fahmi Idris disemayamkan di Rumah Duka Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan. Sejumlah tokoh politik ikut menyalatkan almarhum di rumah duka yang dipimpin KH Zulfan Zulfahmi.

Selamat jalan Bang Fahmi. Semoga Husnul Khotimah.

Melbourne, 23 Mei 2020. rmol news logo article

Penulis adalah wartawan senior

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA