Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Euforia Investasi Elon Musk

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/achmad-nur-hidayat-5'>ACHMAD NUR HIDAYAT</a>
OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT
  • Rabu, 18 Mei 2022, 10:57 WIB
Euforia Investasi Elon Musk
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan CEO Tesla, Elon Musk/Net
PRESIDEN Jokowi sangat berbangga karena Elon Musk menerima delegasi Indonesia di saat banyak Kepala Negara untuk bertemu ditolak Elon Musk.

Elon Musk adalah orang terkaya di dunia berdasarkan versi Forbes internasional dengan total kekayaan sebesar 268,2 miliar dolar atau sekitar Rp 3.862 triliun. Tesla perusahaan yang didirikan Elon Musk bernilai 1,16 triliun dolar AS atau setara penghasilan seluruh 270 juta penduduk Indonesia dalam satu tahun.

Pertemuan Jokowi dengan Elon Musk dinyatakan sebagai kemenangan besar yang dicapai oleh tim investasi Indonesia. Apalagi tim investasi Indonesia yang dipimpin oleh Luhut Binsar Panjaitan juga menyampaikan soal "deal is done", Elon sepakat membangun industri sel baterai untuk Tesla di Indonesia.

Tidak hanya itu, menurut Dahlan Iskan, Pak Luhut menceritakan Elon juga setuju menjadikan Biak, Papua untuk tempat orbit SpaceX karena dianggap paling efisien untuk mencapai orbit bumi.

Klaim kemenangan besar tersebut sebenarnya adalah euforia semata yang belum disertai komitmen investasi yang jelas dan tegas oleh Elon Musk. Baik Tesla maupun SpaceX tidak merilis komitmen investasi apapun paska pertemuan Jokowi-Elon di Austin Texas US kemarin.

Klaim tim investasi Indonesia tersebut sebenarnya tidak ada dasarnya. AS sedang mengalami inflasi tinggi akibat cetak likuiditas dolar atasi pandemi Covid.

Investasi Elon Musk ke Indonesia bila ada diprediksi tidak sebesar yang diklaim karena Elon Musk dan AS tidak memiliki kemewahan investasi yang cukup karena harus struggle (berjuang) mengatasi persoalan ekonomi dalam negeri. Ditambah lagi, Tesla tidak tertarik dengan nikel kobalt dari Indonesia.

Rencana investasi Tesla terkait baterai kendaraan listrik di Indonesia bakal memiliki masalah yang serius karena Tesla sudah beralih untuk menggunakan katoda berbahan besi lithium iron phosphate atau LFP yang belakangan lebih efisien ketimbang bijih nikel limonit dan kobalt.

Investasi nikel kobalt di Sulawesi akan terancam gagal bila tesla tetap memilih menggunakan LFP daripada nikel kobalt. Sebagaimana diketahui, cadangan bijih nikel kobalt Indonesia adalah yang terbesar di dunia menyusun hampir 80 persen cadangan dunia.

Hyundai, Toyota, dan Honda adalah perusahaan otomotif yang masih menggunakan nikel dan kobalt sebagai baterai cell-nya. Klaim Elon Musk mau investasi di nikel kobalt cukup aneh mungkin bisa dibilang hoaks. Kecuali Elon Musk menggandeng Hyundai, Toyota, dan Honda untuk join investasi. Namun rasanya tidak mungkin Tesla mau melakukan itu.

Rencana Investasi Elon Musk Musk Tidak Membicarakan Ibukota IKN Baru

Dalam pertemuan Jokowi dan Elon Musk tidak membicarakan investasi IKN. Klaim komitmen Elon Musk untuk Indonesia hanya terkait komitmen terkait baterai cell yang sebenarnya di luar renstra Tesla yang ingin mengembangkan LFP daripada nikel kobalt.

Aneh, padahal pemerintah sebelumnya menggelorakan investasi terhadap IKN. Mengapa dalam pertemuan Luhut - Elon dan Jokowi - Elon sama sekali tidak terdengar investasi IKN ini alih-alih yang muncul justru rencana investasi investasi baru yang masih belum jelas.

Seusai menghadiri perhelatan KTT ASEAN-AS di Washington tanggal 11 – 13 Mei 2022 kemarin Presiden Jokowi menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan Elon Musk setelah sebelumnya pertemuan yang dilakukan oleh Kemenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Dikabarkan bahwa pembahasan baik dengan Luhut ataupun dengan Presiden Jokowi adalah seputar investasi, teknologi dan inovasi khususnya investasi bidang nikel.

Elon Musk Konfirmasi Hadir dalam KTT G20 di Bali

Adalah kepastian Elon Musk menerima undangan Presiden Jokowi untuk menghadiri KTT G20 di Bali. Di mata Jokowi dan tim investasi, kehadiran sosok Elon Musk dalam KTT G20 penting di tengah ketidakpastian Joe Biden dan Kepala Pemerintahan G-7 yang hendak walk out dari KTT G20 bila Indonesia nekat menerima kehadiran Putin, Presiden Rusia.

Apa yang membuat Elon Musk ini dianggap penting sehingga pemerintah Indonesia secara khusus melakukan pertemuan dengannya?

Elon Musk yang memiliki nama lengkap Elon Reeves Musk lahir di Petroria Afrika Selatan tanggal 28 Juni 1971. Dia memiliki beberapa perusahaan besar kelas dunia di antaranya Paypal, SpaceX, Tesla, Founder The Boring Company, Neuralink, dan OpenAI. Terakhir dia mau membeli Twitter senilai 45 juta dolar.

Dilansir dari data media Forbes, total kekayaan Elon Musk mencapai angka 268,2 miliar dolar atau sekitar Rp 3.862 triliun. Tentunya nilai kekayaan tersebut menempatkan dia menjadi orang terkaya di bumi.

Jika dikaitkan dengan hajat besar yang akan dilaksanakan oleh Indonesia yang terdekat adalah KTT G20 dan polemik tentang rencana AS yang hendak walk out dalam KTT G20 tersebut memberikan sinyal bahwa Jokowi meminta bantuan Elon Musk untuk melobi agar Biden bersedia hadir di KTT G20. Sebagai orang terkaya yang menyumbang kampanye Joe Biden, tentunya Elon Musk diperhitungkan.

Bisa jadi ini adalah diplomasi ala Jokowi dan LBP yang memutar untuk menyakinkan Joe Biden untuk tetap hadir dan mengikuti KTT G20 secara keseluruhan. Joe Biden tentu tidak semudah itu dibujuk karena Joe Biden harus memikirkan national interest dari AS dan masa depan demokrasi di Ukraina.

Pemerintah Indonesia Harus Waspada Investasi Mineral Besar-besaran Merusak Lingkungan

Euforia Investasi Elon Musk sangat nyata ditunjukan oleh Pemerintah. Padahal tidak ada komitmen apapun yang dapat dipertanggungjawabkan secara legal terkait komitmen Elon tersebut.

Tentunya jika Elon Musk bersedia berinvestasi di Indonesia dalam hal ini tentunya bukan hal yang bersifat cuma-cuma. Apa pun permintaan Elon Musk untuk mewujudkan keinginan pemerintah tersebut perlu dilakukan secara transparan, apalagi menyangkut eksploitasi sumber daya alam Indonesia.

Investasi SDA jangka panjang harus dipertimbangkan dengan matang sehingga tidak bernasib seperti halnya freeport yang membuat Indonesia hanya mendapatkan sisa dan yang menikmati terbesarnya adalah negara lain. rmol news logo article

Penulis adalah Pakar Kebijakan Publik

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA