Presiden Jokowi Harus Siap Diri dan Dukung KPK Menyidik Kasus Kaesang-Gibran

Maka kini terdapat suatu kesempatan besar bagi Presiden Jokowi untuk menunjukan kebesaran amanat julukan itu terhadap kasus yang kini sedang ditangani KPK terhadap dua terlapor yang diduga telah melakukan tindak pidana KKN terkait aksesnya sebagai anak Presiden RI yang kebetulan Presiden Jokowi sebagai ayahnya.

Terhadap kasus ini, Presiden Jokowi sebaiknya menyikapinya dengan pernyataan yang tegas, berani, serta berjiwa besar sebagaimana pandangan yang digambarkan kepada rakyat selama ini oleh lingkarannya.

Meskipun masih dalam proses pendalaman dan penyelidikan oleh KPK yang kemungkinan akan disampaikan ke publik akhir bulan ini, namun sebagai dukungan moril kepada jajaran KPK, sebaiknya Presiden Jokowi segera memberikan responsnya.

Sebagai referensi moral kepemimpinan dunia terhadap kasus yang memalukan dan merusak kredibiltas keluarga semacam itu mungkin dapat melihat para pemimpin Jepang, Korea, dan Tiongkok yang mundur akibat hukum terkait KKN yang terjadi negara itu. Sikap jelas seorang Pemimpin yang menjaga amanah bangsa dan negaranya.

Namun mungkin juga dapat meminta saran dan referensi dari sahabat kentalnya Basuki Tjahaja Purnama atau populer dipanggil Ahok yang tidak tanggung-tanggung berani memenggal kepala ayahnya bila terbukti melanggar aturan. Sama saja merendahkan kredibilitas anaknya, kilah Ahok kala itu.

Maka bila sepak terjang Kaesang dan Gibran terbukti melanggar aturan apalagi hingga ke ranah koruptif, sudah sepatutnya Presiden bertindak tegas dengan tetap meminta KPK menghukum seberat-beratnya.

Tetapi tak perlu sebrutal Ahok terhadap ayahnya itu bila melanggar aturan hukum, meskipun mereka berdua telah merendahkan kredibiltas ayahnya sebagai pemimpin negara yang sedang giat memerangi korupsi akut ini.

Namun sebelum sampai ke sana dan tanpa perlu berburuk sangka lebih jauh, adalah baik bila Presiden Jokowi sejak dini secara terbuka mendukung KPK untuk menyidik kasus Kaesang dan Gibran ini secara transparan juga bersiap diri bersikap ksatria bilamana telah tidak lagi dipercaya oleh rakyat akibat kasus ini.

Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik