Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dua Tahun Jokowi-Maruf dan Inovasi Pendidikan di Masa Pandemi

Oleh: Fahmi Syahirul Alim*

Selasa, 16 November 2021, 17:49 WIB
Dua Tahun Jokowi-Maruf dan Inovasi Pendidikan di Masa Pandemi
Deputi Program International Center for Islam and Pluralism (ICIP)/Net
AWAL tahun 2020 adalah tahun yang sangat berat bagi bangsa ini karena adanya pandemi Covid-19. Dunia pendidikan adalah salah satu sektor yang paling terpukul terkena imbas pandemi Covid-19. Hal itu dikarenakan di awal pandemi, semua satuan pendidikan harus menghilangkan kegiatan belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, terutama di zona merah yang sebaran virusnya cukup tinggi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Oleh karena itu, Hari Pendidikan Nasional tahun 2020 diperingati secara berbeda. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Saat ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) menetapkan tema Hardiknas 2020 dengan “Belajar dari Covid-19”.

Tafsir tema “Belajar dari Covid-19” tentu sangat luas, bisa diartikan bagaimana agar kita berupaya mengambil hikmah di tengah wabah agar senantiasa sabar dan tawakal, dan yang paling utama adalah bagaimana agar kita mampu beradaptasi dengan pandemi Covid-19, terutama berkaitan dengan dunia pendidikan sebagai jantungnya peradaban bangsa.

Tak heran dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2020, Presiden Joko Widodo berpesan : “Dalam Pandemi Covid-19 telah memberi kita begitu banyak pelajaran, tidak hanya tentang upaya memutus mata rantai penularannya, tapi juga bagaimana anak-anak kita tetap belajar, dan bagaimana sekolah-sekolah berkreasi memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.”

Makna besar dari pesan Presiden Jokowi pada Hardiknas di masa awal pandemi di atas, sebetulnya tidak baru. Dalam setiap kesempatan, berkali-kali Presiden ketujuh tersebut berpesan agar semua anak bangsa harus siap beradaptasi, berkreasi, dan berinovasi terutama di era disrupsi ini di mana kecanggihan teknologi memaksa semua elemen dan komponen bangsa untuk beradaptasi terutama dunia pendidikan.

Kebijakan Inovatif dan Adaptif di Masa Pandemi

Situasi pandemi Covid-19 tentu menambah harapan besar Presiden Jokowi kepada Nadiem, di mana pandemi memaksa umat manusia untuk beradaptasi dengan kehidupan baru agar penularan dapat dihindari. Menjawab tantangan tersebut, di awal pandemi Nadiem langsung tancap gas dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan adaptif agar proses dunia pendidikan tetap bertahan dan berjalan di masa pandemi.

Pertama, terkait Ujian Nasional, seperti yang kita ketahui Ujian Nasional Tahun 2020 dibatalkan, termasuk Uji Kompetensi Keahlian 2020 bagi Sekolah Menengah Kejuruan. Dengan diberlakukannya kebijakan pembatalan UN tersebut, maka keikutsertaan UN tidak menjadi syarat kelulusan sekolah atau seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pembatalan UN Tahun 2020 ini berkaitan dengan proses penyetaraan bagi lulusan program Paket A, Paket B, dan Paket C yang ditentukan kemudian.

Kedua, Ujian Sekolah untuk kelulusan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : Ujian Sekolah untuk kelulusan dalam bentuk tes tatap muka dengan mengumpulkan siswa, tidak boleh dilakukan kecuali yang telah dilaksanakan sebelum terbitnya surat edaran ini. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya penugasan, tes daring, dan atau bentuk assement jarak jauh lainnya.

Ketiga, Kenaikan kelas dilaksanakan dengan 3 ketentuan, yakni pertama ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dalam bentuk tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum terbitnya surat edaran, kedua ditentukan berdasarkan ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya. Dan ketiga, ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh

Keempat, terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Dinas Pendidikan dan sekolah menyiapkan mekanisme PPDB yang mengikuti protokol kesehatan, untuk mencegah penyebaran Covid-19, termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orang tua secara fisik di sekolah. PPDB pada Jalur Prestasi (non zonasi dan non afirmasi) menggunakan (a) akumulasi nilai rapor ditentukan berdasarkan nilai selama lima semester terakhir dan/ atau (b) prestasi akademik dan non-akademik di luar rapor sekolah. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan bantuan teknis bagi daerah yang memerlukan PPDB daring.

Kelima, Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasional Pendidikan, dapat digunakan untuk pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah. Termasuk untuk membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid-19, seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer, disinfektan, dan masker bagi warga sekolah, serta untuk membiayai pembelajaran daring atau jarak jauh.

Keenam, Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

Untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dalam kebijakan Belajar dari Rumah, Kemendikbudristek juga menghadirkan Program 'Belajar dari Rumah' di TVRI yang tayang setiap hari pukul 08.00-23.00 di WIB. Pembelajaran jarak jauh melalui media televisi nasional ini diperuntukkan bagi PAUD, SMP, SMA, SMK, guru, dan orang tua (Liputan6.com, 2020).

Dan kebijakan adaptif yang paling mendapatkan antusiasme dari masyarakat di masa pandemi adalah adalah adanya bantuan kuota data internet untuk seluruh pendidik dan pelajar selama pamdemi. Sebanyak 26,6 juta penerima bantuan kuota data internet dari jenjang PAUD hingga pendidikan tinggi diringankan beban ekonominya dan ditunjang pembelajarannya, baik yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, maupun yang masih belajar jarak jauh.

Berbagai kebijakan inovatif dan adaptif yang dikeluarkan Kemendikbudrisek di masa pandemi tersebut menempatkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim menduduki peringkat tertinggi sebagai menteri dengan kinerja terbaik di dua tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Hasil survey tersebut dikeluarkan oleh Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) bekerja sama dengan Dialektika Institute pada 30 Oktober 2021(Tribunnews, (3/11)).

Hasil survey tersebut tentu tidak mengagetkan, karena dari awal pandemi, Kemendikbudristek dibawah pimpinan Nadiem melakukan berbagai kebijakan inovatif dan adaptif agar ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa tetap berjalan walau pandemi menghadang. rmol news logo article

*Penulis adalah Deputi Program International Center for Islam and Pluralism (ICIP)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA