Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dirgahayu GELAR 90 Ke-31, Dengan Semangat Antikorupsi Terus Mengabdi Untuk Kejayaan NKRI

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/h-firli-bahuri-5'>H. FIRLI BAHURI</a>
OLEH: H. FIRLI BAHURI
  • Selasa, 27 Juli 2021, 08:58 WIB
SUNGGUH tidak terasa hari ini, Senin 26 Juli 2021, saya beserta para sahabat yang terpanggil menjadi abdi negara dengan mengikuti Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Angkatan 1990 (Tidar 90 Navati AD - Moro 36 AL - Kompak 90 AU - Dhira Brata Polri) telah 31 tahun membaktikan segenap jiwa raga seutuhnya bagi nusa dan bangsa serta rakyat Indonesia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

“Together for Ever, Bersama Selamanya”. Semboyan Akabri Angkatan 90 yang dikenal dengan sebutan GELAR 90 (Gema Lembah Tidar 90), sudah tentu telah menjadi pondasi dan semangat bagi putera-puteri terbaik bangsa yang mengenyam pendidikan dan pelatihan di Akabri, untuk senantiasa menjaga kebersamaan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara di republik ini.

Seperti detak jantung yang bertaut, setiap insan Akabri saling terpaut satu dengan yang lainnya, selalu berdenyut menggelorakan nyala api dan semangat juang sampai akhir dimanapun kita ditugaskan, ditempatkan dan dibutuhkan oleh negara dan rakyat Indonesia.

Syukur Alhamdulillah, kerja keras, dedikasi dan pengabdian tanpa batas lulusan Taruna Akabri Angkatan 1990 kepada bangsa dan negara, dapat kita lihat dari capaian kinerjanya yang luar biasa, sehingga negara menyematkan pangkat serta menempatkan alumnus-alumnus GELAR 90 untuk memimpin sejumlah pos/tempat strategis.

Dari lulusan Akabri Angkatan 1990, tercatat 147 alumnus  menjadi PerwiraTinggi (Pati). Pati di jajaran TNI AD dengan rincian enam orang menyemat pangkat Mayor Jenderal (Mayjen⭐⭐) sebagai Pangdam (Kasuari dan Hasanudin), satu orang sebagai Deputi 3 Bin, satu orang menjadi Wadan Pussenif, satu orang di Ir Kodiklat AD, satu orang sebagai Pati Ahki Tk 3 dan 25 alumnus lainnya dapat meraih pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen ⭐) di lingkungan TNI AD.

Untuk TNI AL, tercatat 33 orang alumnus Akabri 1990 menyemat pangkat Laksamana Muda (Laksda ⭐⭐) sebagai Pati di TNI AL.

Sedangkan di TNI AU, sebanyak tiga orang alumnus Akabri Angkatan 1990 menjadi Pati dengan pangkat Marsekal Muda (Marsda⭐⭐) dan 25 lainnya menyandang pangkat Marsekal Pertama (Marsma⭐).

Sementara lulusan Akabri Angkatan 90 dari unsur Bhayangkara, tercatat satu orang menyemat Pangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol⭐⭐⭐), 16 berpangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol⭐⭐) dan 38 orang alumnus lainnya menyandang pangkat Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol⭐).

Suka duka, mulai tangis, canda hingga tawa, selalu kami (Taruna GELAR 90) hadapi hingga lalui bersama saat digembleng segenap jiwa dan raga kami oleh pendidik, pengajar dan pelatih serta senior di Akabri, sebagai bekal dan syarat kelulusan menjadi seorang perwira.

Di sinilah semboyan GELAR 90 “Together for Ever, Bersama Selamanya” tercipta dan hingga saat ini menjadi penyemangat para Taruna Akabri Angkatan 90, untuk senantiasa bahu membahu dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara.

Kembali saya teringat masa-masa perjuangan untuk menentukan jalan hidup dan mewujudkan cita-cita kecil “Untuk Indonesia Besar” yang tak sekedar menjadi mimpi namun impian serta cita-cita saya, seorang yatim dari Dusun Lontar Batu Raja, sebuah desa kecil diujung pelosok Sumatera Selatan, yang ditinggal wafat ayah saat berusia 5 Tahun.

Saya menyaksikan sendiri betapa hebat perjuangan ibu untuk menghidupi anak-anaknya, dimana beliau menekankan betapa pentingnya pendidikan untuk merubah keadaan khususnya ekonomi keluarga saat itu.

Sebatang kara, ibu berjuang sangat keras layaknya seorang ayah, dengan kesabaran yang penuh kasih nan sayang bagi anaknya.

Yang saya fahami, seorang ibu akan selalu berusaha segenap jiwa dan raganya untuk membahagiakan dan mengedepankan masa depan anaknya, walaupun mungkin itu mengorbankan kebahagian dan masa depannya sendiri.

Dalam setiap sujud malamnya, sering terdengar nama saya disebut, dalam liang air mata beliau, tak terhitung doa-doa yang beliau panjatkan, membaluri sekujur tubuh melalui usapan hangat tangannya yang renta, saat saya terlelap. Ya Allah, saya rindu sekali ibu saya.  Al-Fatiha.

Hidup dengan keterbatasan, tidak sedikitpun mengendurkan apalagi menghentikan langkah mengejar cita-cita kecil Untuk Indonesia Besar dengan menjadi seorang abdi negara.

Hanya tekad kuat teriring untaian doa ibu yang membuat saya terus maju, berlari menggapai cita-cita dan impian. Layaknya Siti Hajar yang mengarungi gurun pasir nan tandus hanya untuk mencari seteguk air bagi puteranya Ismail setelah ditinggal Ibrahim AS, besarnya pengorban ibu yang tak terhingga lah yang menghantarkan saya melewati ragam halang rintang hingga sampai pada titik ini.

Satu pesan ibu, “Jika tak ada tumpuan untuk berpegang, ingat ada Allah SWT tempat kita bersandar,” selalu saya jadikan pedoman dalam menjalani khususnya menghadapi situasi dan tantangan apapun dalam hidup ini.

Tidak seorang pun yang mem back up saya sedari dulu hingga saat ini. Hanya Allah SWT yang saya jadikan pegangan sejak awal sampai akhir nanti.

Karena itulah saya tidak memiliki beban apapun dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara mengingat saya bukan orang politik terlebih lagi seorang politikus, sehingga tidak sedikit pun memiliki hasrat, keinginanan apalagi nafsu politik. Saya hanya anak bangsa yang memiliki semangat dan tekad untuk mengabdikan diri, pikiran, tenaga (energy, passion, spirit) dan komitmen bagi kemajuan NKRI.

Perjuangan keras dan jujur sangat berat, telah saya jalani dan lalui khususnya saat ingin masuk Akabri Dhira Brata Polri/Akpol, mengingat saya hanya seorang bintara kala itu.

Lima tahun berturut-turut (1982, 1983, 1984, 1985, 1986), saya mendaftar diri ke Akpol tanpa koneksi apalagi embel-embel katabelece dan Syukur Alhamdulillah di Tahun 1987, saya diterima mengikuti pendidikan serta pelatihan di Akpol.

Andil dan peran besar pendidik,  pengajar dan pelatih serta senior dan juga rekan sejawat yang baik semasa di Akpol, telah membentuk kepribadian serta wawasan dan pandangan saya akan tujuan bernegara, sehingga semakin memicu cita-cita sebagai FBI, Firli Bahuri bekerja untuk Indonesia, yang Insya Allah akan terus saya wujudkan hingga akhir hayat nanti.

Tidak terasa masa akhir tugas di Polri semakin dekat, tinggal 3 bulan lagi tepatnya 8 November 2021, saya akan purna bakti sebagai Anggota Polri.

37 tahun saya menjadi Anggota Polri, mulai dari Sersan Dua tepatnya di 1 Juni 1984 atau 32 Tahun sebagai Perwira setelah lulus Akpol pada 26 Juli 1990. Dengan kerendahan hati, saya memohon diberikan kesehatan, kekuatan dan keselamatan dunia-akhirat untuk menuntaskan amanah sebagai Pimpinan KPK, ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia.

Perjalanan hidup manusia memang tidak dapat kita duga apalagi diprediksi. Kita hanya perlu menjalani takdir hidup secara baik, sabar, ikhlas serta tulus dengan terus berusaha dan berserah diri akan hasilnya kepada Allah SWT.

DIRGAHAYU GELAR 90 - Gema Lembah Tidar 90 ke-31 Tahun. Teruslah berkarya untuk bangsa dan Negara. Mengabdi untuk Negeri tercita NKRI. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari marabahaya, dan meridhai tercapainya cita-cita tujuan bernegara untuk Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Indonesia yang maju, Indonesia yang Sejahtera, Indonesia Adil dan Makmur, Indonesia Adil, Aman dan Damai, serta Indonesia yang membanggakan Seluruh rakyat Indonesia. rmol news logo article

Penulis adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA