Rezim yang menggunakan motto
L'État, c’est moi adalah musuhnya demokrasi.
Bagaimana rezim otoriter bekerja di era modern, setidaknya ada dua cara. pertama menggunakan aparat keamanan biasanya polisi untuk melakukan oppression kepada penduduknya sendiri. Cara ini merupakan “
unlawful act by state†yang mengeksekusinya adalah polisi yang bermental animal jauh dari semangat profesional.
Cara kedua adalah melalui amandemen sejumlah aturan yang tidak sesuai dengan kepentingan konstituensi-nya. Mereka sengaja melakukannya, merubah aturan seenaknya untuk melindungi kepentingan kelanggengan kekuasaannya.
Bila kamu sudah menemui keduanya, berarti kamu udah berada suasana otoratarian.
Kedua karakter tersebut bisa membelokan hukum seenak appetitenya.
Mungkin inilah saatnya kita berhati-hati karena rezim telah negara “
avatar†yang memiliki lima kekuatan sekaligus.
Avatar dalam kartun animasi baik dalam avatar Aang atau avatar Korra hanya memiliki empat (4) ada kekuatan
earth bender,
water bender,
fire bender,
air bender. Kekuatan kelima yang dimiliki rezim otoriter adalah
Law Bender.
Hukum diubah sesuai kepentingan penguasa dan kroninya. Hebat!
Dalam dunia avatar, mereka yang memiliki kekuatan harus bijak dan pembela kebenaran. Karena seluruh kekuatan tersebut berhimpun pada satu orang dan bila orang tersebut
corrupt dunia akan hancur dan porak poranda.
Bagaimana jadinya bila kampus dipimpin avatar jahat, akankah kampus akan hancur dan porak poranda?
Dalam konteks PP Statuta UI yang ditandatangani Presiden RI sebenarnya Presiden, MWA dan Rektor telah menjadikan kampus seperti kampus
avatar jahat yang
motto-nya adalah
L'État, c’est moi. Saya adalah Negara.
Kini jabatan rektor bisa dijabat rangkap. Seorang petinggi di kampus itu kini dilegalisasi bisa menjadi komisaris di luar kampus. Bahkan gaji komisaris bisa lebih tinggi daripada gaji seorang rektor.
Lantas perubahan PP statuta UI itu menguntungkan siapa? Apakah kampus untung? Apakah Presiden untung? Apakah mahasiswa dan civitas akademika untung?
Dalam kaca mata sempit kami, yang untung langsung adalah ya si pejabat rektor tersebut karena dia punya gaji
double, dia bisa gak usah fokus urus kampus karena punya kerjaan sampingan yang lebih nyaman. Hancur.
Kami sengaja tidak sebut nama sang rektor tersebut karena menurut kami sang rektor adalah korban yang diuntungkan.
Meski demikian sang rektor masih bisa menolak agar menjadi avatar bijak. Sang rektor dapat dengan gagah bicara di Pers bahwa saya bukan tipe orang ingin gaji
double dan ingin kekuasaan besar. Saya hanya ingin mengabdi untuk almamater dan mengabdi pada pengetahuan dengan begitu saya telah melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Sang rektor bisa mengatakan saya mundur dari komisaris itu meski gajinya besar karena saya yakin semua kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawabannya. Saya takut pengadilan tuhan. Indah sekali!
Hidayat MatnoerKetua BEM UI 2003-2004
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: